SONY DSC

Candi Cetho

 

Lokasi: Dusun Cetho, Gumeng, Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah
Koordinat: 7° 35’ 44,800″ LS 111° 9’ 28,900″ BT
Ketinggian: 2711 dpl

Candi Cetho adalah candi berlatarbelakang agama Hindu, terletak di lereng Gunung Lawu. Candi Cetho didirikan pada tahun 1373 Saka (1451 Masehi) berdasarkan candrasangkala yang diwujudkan dalam relief binatang.

Hasil rekonstruksi di tahun 1928 Candi Cetho berjumlah 13 undakan teras terbentang sepanjang 200 meter dari arah barat (bagian terbawah) ke timur (bagian tertinggi), dengan gapura di setiap terasnya. Pada pemugaran tahun 1978 jumlah undakan teras berubah menjadi sembilan teras dan sekelompok candi bentar didirikan untuk pintu masuk undakan-undakan teras.

candi-cetho-1

 

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

Situs Ratu Boko

 

Lokasi: Dusun Dawang, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat: 7° 46’ 12,000″ LS 110° 29’ 24,000″ BT
Ketinggian: 235 dpl

Di kompleks situs Ratu Boko ini terdapat miniatur candi berjumlah 3 buah candi. Walau berbentuk miniatur, ketiga candi ini mungkin juga digunakan sebagai tempat peribadatan. Candi utama diapit oleh dua candi yang ukurannya relatif lebih kecil.

Selain tiga miniatur candi dan prasasti (Abhayagiri, Ratu Boko B, Pereng), di kompleks ini juga ditemukan yoni, arca Ganesha, arca Durga dan lempengan emas dan perak yang bertuliskan mantera agama Hindu serta arca-arca Buddha, reruntuhan stupa dan stupika yang menunjukkan di Situs Ratu Boko terdapat unsur agama Buddha dan agama Hindu.

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Candi Kalasan

 

Lokasi: Dusun Kalibening, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat: 7° 46’ 36,000″ LS 110° 30’ 0,000″ BT
Ketinggian: 154 dpl

Berdasarkan isi prasasti Kalasan, bentuk candi, arca dan berbagai ragam hiasnya Candi Kalasan adalah sebuah bangunan suci agama Buddha untuk pemujaan kepada Dewi Tara yang dibangun pada akhir abad ke-8.

Bangunan Candi Kalasan memiliki denah kaki dan badan berbentuk bujursangkar dengan pintu masuk yang menjorok ke luar di keempat sisi badannya. Di dalam ruang utama terdapat sebuah singgasana berbentuk singa duduk di atas punggung gajah. Dari bentuk singgasana ini dapat dipastikan dulu berdiri arca Dewi Tara di atas singgasana ini.

candi-kalasan

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

5b. Sari (1)

Candi Sari

 

Lokasi: Dusun Bendan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat: 7° 45’ 41,200″ LS 110° 28’ 27,600″ BT
Ketinggian: 163 dpl

Candi Sari adalah bangunan wihara megah berbentuk empat persegi panjang menghadap timur dengan tangga masuk di sisi timur. Bangunan candi merupakan bangunan dua lantai dengan masing-masing lantai memiliki tiga ruangan. Dari bentuk candi, arca dan ragam hiasnya Candi sari adalah candi berlatarkan agama Buddha dengan tahun pendirian diduga bersamaan dengan pembangunan Candi Kalasan sebagaiman disebutkan di dalam Prasasti Kalasan tahun 700 Saka atau 778 Masehi.

candi-sari

 

 

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

5a. Plaosan (3)

Candi Plaosan

 

Lokasi: Dusun Plaosan Lor, Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah
Koordinat: 7° 44’ 24,000″ LS 110° 30’ 0,000″ BT
Ketinggian: 191 dpl

Candi Plaosan, adalah kompleks candi yang terdiri dari dua kelompok candi – Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Candi Plaosan Lor merupakan kompleks candi dengan dua bangunan induk yang dikelilingi 174 candi perwara yang tertata mengelilingi kedua bangunan candi induk dalam tiga baris. Sedangkan Candi Plaosan Kidul yang terletak di 100 meter sebelah selatan Candi Plaosan Lor terdiri dari sebuah candi induk dengan 85 candi perwara yang mengelilinginya. Berbeda dengan Candi Plaosan Lor, Candi Plaosan Kidul hingga sekarang belum diketahui bentuk bangunan candi induknya.

candi-plaosan

 

 

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

4b. Sewu (3)

Candi Sewu

 

Lokasi: Dusun Bener, Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah
Koordinat: 7° 44’ 24,000″ LS 110° 29’ 24,000″ BT
Ketinggian: 175 dpl

Candi Sewu adalah kompleks percandian yang besar, terdiri dari 249 buah candi termasuk di dalamnya candi induk, delapan buah candi apit dan 240 candi perwara yang tersusun secara konsentratis.

candi-sewu

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

4a. Prambanan (3)

Candi Prambanan

 

Lokasi: Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat: 7° 39’ 44,420″ LS 110° 28’ 50,999″ BT
Ketinggian: 177 dpl

Candi Prambanan adalah candi bersifat agama Siwa, merupakan kompleks candi yang terdiri dari tiga halaman dengan Candi Siwa ada di tengah-tengah sebagai pusatnya. Halaman pusat yang berukuran 110m x 110m ini terdapat 8 buah candi, yaitu Candi Siwa sebagai pusatnya, diapit oleh Candi Wisnu dan Candi Brahma. Di depan ketiga candi ini terdapat tiga candi yang lebih kecil yang disebut dengan candi wahana dan di kedua gerbangnya (utara dan selatan) terdapat dua buah candi yang disebut dengan candi apit.

Tidak jauh dari pagar keliling, terdapat 8 buah candi kecil yang terletak di delapan penjuru angin. Kedelapan candi ini disebut sebagai candi kelir atau candi Astadipalaka yang berarti penjaga delapan arah mata angin.

candi-prambanan

 

 

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

3. Sambisari (3)

Candi Sambisari

 

Lokasi: Dusun Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat: 7° 45’ 46,600″ LS 110° 26’ 47,700″ BT
Ketinggian: 180 dpl

Candi Sambisari merupakan kompleks candi yang terdiri dari empat buah candi, yaitu: satu candi induk dan tiga candi perwara dengan tiga halaman bertingkat dengan masing-masing halaman dikelilingi tembok.

Berdasarkan temuan-temuan selama proses ekskavasi, Candi Sambisari bersifat agama Hindu, khususnya untuk tempat pemujaan kepada Siwa dan diperkirakan didirikan pada abad ke-9.

candi-sambi

 

 

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

2b. Mendut (3)

Candi Mendut

 

Lokasi: Desa Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah
Koordinat: 7° 36’ 17,000″ LS 110° 13’ 48,000″ BT
Ketinggian: 264 dpl

Candi ini terletak kira-kira 3 kilometer sebelah timur Candi Borobudur ini bersifat agama Buddha Mahayana. Sifat candi ini terlihat dari relief dan arca yang ada di ruang candi.

candi-mendut

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu

2a. Borobudur (3)

Candi Borobudur

 

Lokasi: Desa Borobudur, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
Koordinat: 7° 36’ 28,000″ LS 110° 12’ 13,000″ BT
Ketinggian: 265 dpl

Pada tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage). Letak Candi yang berada di sebuah bukit antara bukit Dagi dan sebuah bukit kecil lainnya serta berada di sebelah selatan Bukit Menoreh menjadi menarik karena terletak pada satu garis lurus dengan candi Buddha lainnya, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut.

Selain terletak di atas bukit atau tempat yang ditinggikan, Candi Borobudur juga berada di dekat pertemuan dua buah sungai (Sungai Progo dan Sungai Elo). Merupakan pilihan yang tepat sebagaimana dituliskan dalam aturan pegangan para seniman agama di India.

Tidak ada keterangan pasti kapan Candi Borobudur didirikan. Namun dari penelitian bentuk huruf Jawa Kuno yang dipakai untuk menuliskan inskripsi pendek-pendek di atas panil relief diperkirakan berasal dari abad IX.

Mengenai latar belakang keagamaan Candi Borobudur – dari struktur dan relief yang dipahat pada dinding candi disimpulkan bahwa latar belakang agama Candi Borobudur adalah perpaduan ajaran agama Buddha Mahayana dengan Tantrayana, dengan meditasi filsafat Yogacara.

candi-borobudur

Sumber:
Candi Indonesia, Seri Jawa
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – 2013

Foto: Ullen Sentalu