TEPAT di ujung area Guwa Selagiri di Museum Ullen Sentalu, sudah dekat sekali dengan pintu keluar yang menjadi akses ke area Kampung Kambang, tergantung sebingkai displai pamer yang sangat bersahaja. Sungguh kalah gebyar dengan displai-displai lain di sekelilingnya: lukisan besar Gusti Nurul sebagai penunggang kuda, potret-potret lawas dari BRAy Partini Djajadiningrat, juga foto-foto kuno tentang keluarga KGPAA Mangkunegoro VII dan GKR Timur. Displai di dekat pintu keluar tadi cuma menampilkan susunan sistem aksara asli Jawa yang galib disebut sebagai hanacaraka. Terdiri dari 20 aksara yang terbagi menjadi 4 larik. Tepat di bawah masing-masing aksaranya ada terjemahan bunyinya menurut alfabet Latin:
All posts by Yosef Kelik
Jasa Para Nyai dan Koki Pribumi dalam Jamuan Makan ala Para Meneer
SOP buntut, perkedel, nasi goreng, semur, bestik, gelantin, selat solo, hingga kue lapis legit adalah hidangan-hidangan yang tak asing bagi masyarakat Indonesia saat ini. Hidangan-hidangan tadi malah sudah lazim digolongkan sebagai bagian kekayaan kuliner masyarakat Nusantara.